Body Antara Album Nightmare & The Rev (R.I.P.) | Avenged Sevenfold Fans Arena
Welcome to Avenged Sevenfold Fans Arena! The Ultimate Source For Indonesian A7X News.

Translator

Google Translate My Site
English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Translate

Antara Album Nightmare & The Rev (R.I.P.)

21 Agustus 2010

Share this history on :

KEMATIAN orang terpenting dalam hidup bisa membuat seseorang terguncang dan lemah. Namun, paradigma itu tak berlaku bagi band heavy metal asal Amerika Serikat, Avenged Sevenfold. Kematian drumer Jimmy "The Rev" Sullivan justru membuat kreativitas band tersebut semakin terpacu.

Hasilnya, A7X (julukan Avenged Sevenfold) mampu merilis album baru berjudul Nitghtmare. Pembuatan album keempat itu dirasa paling sulit jika dibandingkan dengan materi sebelumnya. Sebab, band yang kini digawangi M. Shadows (vokal), Zacky Vengeance (gitar), Synyster Gates (gitar), serta Johnny Crist (bas) harus kehilangan The Rev ketika menggarap album.

"Dengan rasa sedih dan berat hati, kami mengumumkan bahwa Jimmy 'The Rev' Sullivan tak akan bersama kami lagi. Jimmy tak hanya menjadi salah satu drumer terbaik di dunia. Lebih dari itu, dia adalah teman dan saudara terbaik bagi kami," ungkap Shadows ketika itu.

Karena itu, para personel A7X mendedikasikan album tersebut untuk The Rev. Drumer itu memang memiliki andil dalam pembuatan album tersebut. Sebelum meninggal, dia menciptakan lagu berjudul Fiction. Dia menciptakan lagu tersebut tiga bulan sebelum kematiannya. Selain itu, dia terlibat dalam rekaman beberapa lagu. Tak heran, kematian The Rev ikut memengaruhi warna musik dari album Nightmare.

"Akhirnya, kami memutuskan untuk membuat konsep lagu yang lebih gelap dan kelam. Meski tak seratus persen, kami ingin menciptakan musik yang benar-benar sesuai dengan spirit Jimmy," ujar Crist di akun Twitter-nya.

Awalnya, A7X ingin membuat konsep musik yang terasa berat dan cadas, seperti musik-musik yang dimainkan band punk rock asal Inggris, The Wall. Konsep itu bakal dipadukan dengan permainan gitar berdistorsi yang lebih cepat. Hal tersebut akan menjadikan musik A7X lebih kelam.

"Materi lagu di Nightmare memang terasa lebih dark daripada album sebelumnya. Liriknya pun berisi banyak nada keputusasaan. Terutama sejak kematian The Rev. Ada beberapa lagu yang berisi ungkapan kesedihan. Kami menulis lagu tersebut dengan emosional," papar Crist.

Meski terasa lebih berat, A7X masih menyajikan beberapa lagu yang berirama tenang dan easy listening. Salah satunya terdapat pada lagu Fiction. Track tersebut mengutamakan petikan gitar lembut dan permainan keyboard yang kelam. Karya The Rev yang terakhir itu dimainkan A7X dengan penuh penghayatan.

Usaha A7X memainkan heavy metal dengan lirik bernada putus asa direspons positif oleh pencinta musik dunia. Album mereka langsung mencatat penjualan 163 ribu kopi di minggu pertama sejak dirilis pada 23 Juli lalu.

Did You Know

Nama Avenged Sevenfold diambil dari salah satu petikan ayat Bible. Yaitu, Kejadian 4 Ayat 15. Artinya adalah pembalasan dengan tujuh kali lipat.

A7X baru meraup sukses besar ketika merilis album ketiga City of Evil (2005). Album tersebut terjual 30 ribu kopi dalam minggu pertama.

Logo The Deathbat milik A7X dirancang Micah Montague. Logo yang berbentuk tengkorak bersayap kelelawar itu selalu muncul dalam cover album A7X.

Vokalis A7X M. Shadow ikut terlibat dalam album terbaru Slash. Dia membawakan lagu Nothing to Say.

Album self-titled (2008) dinobatkan Kerrang! Magazine sebagai Album of the Year.

Mike Portnoy akan menjadi drum additional player selama tur A7X pada 2010.

lintasberita

Related Posts by Categories

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Cyber4rt TopSitesa7xarena.blogspot.com Protected by Copyscape Original Content Check DMCA.com
Ping your blog, website, or RSS feed for FreeSEO BacklinkSEO Backlink

Avenged Sevenfold Fans Arena